Selasa, 03 Maret 2020

Berkah Menepati Janji



Contoh Kecil Berkah Menepati Janji

Sudah beberapa hari ini putriku yang kedua merengek minta diantar pakai motor. Bibirnya monyong saat aku pulang dengan mobil. "Abi kenapa sih mobil terus, kapan pakai motor?" dia mencecar dengan mulut mungilnya. "Maaf nduk, tadi hujan" jawabku. Jawaban yang sudah beberapa kali kuutarakan. 

Ketiga putriku memang agak aneh untuk ukuran anak sekarang. Dia tidak suka diantar pakai mobil, lebih suka pakai motor. Kehujananpun bagi mereka ndak masalah. Bahkan mereka bisa tidur pulas di motor saat kehujanan! Masyaallah ...

Kembali ke putriku yang kedua, dia mengancam "Pokoknya Abi nanti harus bawa motor!". Kalau seorang wanita sudah mengancam seperti itu, mana bisa seorang pira menolak, apalagi ini putri tercinta. "Baiklah, Abi janji insyaallah nanti bawa motor". Dan wajahnya pun terlihat ceria walau mulutnya masih maju.

Sore hari, menjelang pulang kantor, hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Lembur sebentar ah sambil menunggu maghrib dan hujan reda. Sampai selesai sholat maghrib, hujan masih belum reda walaupun sudah nggak deras. Sempat ragu, pakai mobil atau motor ya? Mau pakai mobil, teringat janji. Mau pakai motor, terbayang kehujanan 17 km sampai rumah. Ah dasar manusia, udah biasa pakai mobil, manja. Padahal dulu di tempat kerja sebelumnya pas masih belum punya mobil juga biasa 17 km berhujan-hujan. Akhirnya kuputuskan menepati janji, pulang pakai motor. Setelah memanasi motor agak lama karena sudah beberapa minggu nggak kepakai, pasang jas hujan, dan siap meluncur.

Keluar kantor di kawasan industri lancar jaya. Maklum kalau udah diatas jam 6 para pekerja sudah pada pulang. Dalam hati sempat terlintas, kalau pakai mobil bisa lebih cepat nih. Tapi ternyata perasaan itu tidak lama. Selepas lampu merah kedua di depan tampak antrian kendaraan mengular. Ada apa nih? Ga biasanya jam segini macet. Dan ternyata kemacetan itu cukup panjang, hampir satu kilometer sampai lampu merah berikutnya. Hampir setengah jam sudah berlalu untuk perjalanan yang biasanya ga sampai 10 menit. Ga mau ambil resiko, langsung belok kiri ambil jalan memutar. 

Untung pakai motor. Seandainya pakai mobil, satu jam mungkin belum lepas dari kemacetan tadi. Mendadak teringat janji untuk pulang pakai motor. Jujur saja, keputusan pulang pakai motor tadi bukanlah murni keputusan pribadi, tapi lebih karena ingin menepati janji kepada sang putri. Sambil motor terus berjalan dalam hati berpikir, mungkin ini berkah dari menepati janji. Allah memberi kemudahan dari keadaan yang tidak terduga sama sekali.

Subhanallah, walhamdulillah, Allahu Akbar ...


Surabaya, Rabu 
9 Rajab 1441 H
4 Maret 2020 M

Senin, 05 Agustus 2019



Kisah Cinta Terindah Putri Terbaik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


Jika berbicara tentang putri Rasulullah, maka yang pertama kali terlintas di benak kita adalah Fatimah, putri bungsu beliau. Tidak mengherankan karena beliau sangat sering disebut dalam berbagai sirah nabawiyah. Apalagi beliau bersuamikan Ali bin Abi Thalib, sepupu Rasulullah, Khalifah, sekaligus sahabat yang dijamin masuk surga. Namun jika berbicara tentang putri terbaik Rasulullah, ternyata bukanlah Fatimah (tentunya sama sekali tidak menafikan kemuliaan beliau radhiyallahu'anha). Putri terbaik Rasulullah adalah Zainab. Ini bukanlah pendapat sahabat atau ulama, namun ucapan dari lisan mulia Rasulullah sendiri. 

Mengawali comeback saya, berikut saya haturkan tulisan tentang sayidatuna Zainab yang kami ambil dari kisahmuslim.com. 

Zainab Seorang Anak, Istri, dan Ibu Teladan Sepanjang Masa


Ia adalah anak sulung dari pasturi paling mulia, ayahnya adalah al-Amin (orang yang terpercaya), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan ibunya adalah ath-Thahirah (wanita yang suci) Khadijah radhiallahu’anhu. Di tengah keluarga yang mulia itulah Zainab kecil dibesarkan dan dididik.
Sebagai anak terbesar ia terbiasa membantu meringankan tugas ibunya dalam urusan rumah tangga, dari merawat rumah sampai mengasuh adik-adiknya (Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fathimah radhiallahu’anhunna jami’an. Dari sanalah ia belajar hidup dalam kesabaran dan keteguhan, sampai-sampai Fathimah yang merupakan putri bungsu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganggap kakaknya Zainab seperti ibu kecilnya.

Pernikahan dan Buah Hati

Sebagai buah dari ketelatenan didikan seorang ibu, maka tak heran bila Zainab menjadi wanita pilihan dan kembang bagi pemuda Quraisy pada masa itu. Ketika usia Zainab menginjak sembilan tahun Abul Ash bin Rabi, putra saudara perempuan Khadijah yang bernama Halah binti Khuwalid, menaruh hati pada Zainab dan bersegera meminta Zainab pada bibinya Khadijah untuk dilamar menjadi istrinya. Maka dengan gembira Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima pinangan Abul ‘Ash.
Maka selang beberapa lama kemudian terlaksanalah pernikahan mereka, dan pindahlah Zainab ke rumah suaminya. Indahnya kehidupan mereka sehingga pertemuan terasa begitu singkat dan perpisahan terasa sangat lama dan melelahkan.
Tak terasa waktu berlalu dan terlahirlah putra pertama yang mereka beri nama Ali dan kemudian menyusul Umamah putri mungil mereka.

Ayahnya Seorang Nabi

Pada suatu ketika, di saat Zainab ditinggal pergi oleh Abul Ash bin Rabi untuk berdagang, tersebarlah di Mekah sebuah kabar bahwa telah muncul seorang nabi yang bernama Muhammad bin Abdullah, yaitu ayah Zainab. Tatkala mendengar kabar itu Zainab segera pergi ke rumah orang tuanya untuk mencari tahu kebenaran berita tersebut. Sesampainya di sana ia pun mendapatkan kabar yang benar dari ibunya yang sangat ia cintai, juga dari pamannya Waroqoh bin Naufal bahwa ayahnya akan menjadi nabi dan terusir dan diperangi oleh kaumnya.
Alangkah senang dan gembiranya Zainab beserta saudaranya mendengar bahwa ayah mereka adalah nabi utusan Allah. Maka segeralah mereka menyatakan keimanan mereka atas kenabian ayah mereka.

Abul Ash Bin Rabi Enggan Masuk Islam

Sepulangnya Abul Ash dari perjalanan dagang, Zainab segera menyampaikan kabar gembira itu kepada suaminya. Dengan penuh semangat ia menceritakan semua yang terjadi dengan harapan akan membuat suaminya tertarik dan masuk Islam. Akan tetapi, sayang tawaran untuk masuk Islam dari istrinya itu ia tolak karena takut dikatakan oleh kaumnya bahwa ia masuk Islam hanya karena ingin mencari keridhaan istrinya. Zainab pun bersedih, namun ia tetap berdoa agar Allah Ta’ala akan membuka hati suaminya untuk beriman pada suatu saat nanti.

Ujian dan Cobaan

Ketika makin keras dan kuat tantangan kaum Quraisy kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta pengikutnya, sebagian orang Quraisy menghasut Abul Ash dan berkata, “Ceraikanlah istrimu wahai Abul Ash! Pulangkan ia rumah ayahnya dan kami akan menikahkanmu dengan wanita mana saja yang engkau sukai dari wanita-wanita Quraisy yang terbaik.” Karena begitu murni dan dalam cinta Abul Ash kepada Zainab, maka ia pun menjawab, “Demi Allah, aku tidak akan menceraikan istriku, aku tidak ingin menggantinya dengan wanita mana saja di dunia ini.”
Di saat ayah dan keluarganya diembargo, Zainab hanya mampu berdoa untuk keselamatan ayah, ibu, dan keluarga serta saudara-saudara seakidah. Waktu pun berlalu, dan embargo pun selesai, namun ternyata datang musibah baru yang tak kalah beratnya, yaitu wafatnya paman ayahnya, Abu Thalib, yang disusul dengan wafatnya ibu yang sangat ia cintai. Zainab pun dirundung kedukaan, ditambah lagi suami tercinta belum juga luluh hatinya untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Saat itu negeri Mekah terasa sepi bagi Zainab. Ibundanya yang biasa ia jenguk sekarang telah tiada, sementara ayahnya hijrah ke Yatsrib bersama sahabat karib beliau, Abu Bakar, kemudian saudari-saudarinya pun menyusul ke sana.

Tebusan Untuk Abul ‘Ash Bin Rabi

Perang besar antara kaum muslimin dan musyrikin pun berkecamuk di Badar, dan Abul Ash berada di barisan kaum musyrikin. Zainab menanti kabar dengan gundah gulana. Tak beberapa lama berita pun datang, kaum muslimin memenangi peperangan. Zainab merasa sangat bergembira akan kemenangan ayahnya, tetapi bagaimana dengan suaminya? Abul Ash seperti berita yang ia dengar telah menjadi tawanan kaum muslimin di Yatsrib.
Kaum muslimin meminta tebusan yang sangat mahal untuk para tawanan. Keluarga Abul Ash yang kaya ingin menebusnya, tetapi Zainab ingin ia membayar tebusan untuk suaminya. Maka diutuslah Amr bin Robi saudara laki-laki Abu Ash ke Yatsrib. Sesampai di sana ia menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil memberikan seuntai kalung ia berkata, “Zainab mengutusku untuk mengirimkan ini sebagai tebusan untuk suaminya.” Melihat kalung yang sangat beliau kenal, karena itu adalah pemberian istrinya sebagai hadiah di hari pernikahan Zainab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa tersentuh hatinya, lalu beliau berkata, “Maukah kalian membebaskan Abul Ash untuknya (yaitu Zainab) dan mengembalikan tebusannya?” Para sahabat pun menyetujui. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membebaskan Abul Ash dengan syarat ia harus melepaskan Zainab dan mengembalikannya kepada beliau, dan Abul Ash pun menyetujui permintaan itu.

Meninggalkan Suami dan Hijrah ke Madinah

Setibanya di Mekah, Abul Ash menyampaikan apa yang menjadi kesepakatan antara ia dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Zainab. Mendengar berita itu Zainab merasa berat untuk berpisah dengan suaminya. Tetapi perintah Allah dan Rasul-Nya lebih didahulukan dari segalanya walaupun ia harus mengorbankan cinta dan perasaannya.
Tak lama kemudian datanglah utusan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjemput Zainab. Akhirnya, dengan sedih Zainab memberikan ucapan selamat tinggal kepada suaminya, namun ia tetap berharap semoga Allah mempertemukan mereka kembali.
Berangkatlah Zainab yang sedang mengandung belum sempurna empat bulan ke Madinah dengan membawa suka dan dukacita sebab perpisahan dengan ayah janin yang sedang dikandungnya.
Kedukaan belumlah terobati, Allah mentakdirkan kandungan Zainab harus gugur sebab ia dan rombongannya dihadang oleh kaum musyrikin sebelum sampai di Madinah.
Akhirnya Zainab pun sampai di Madinah. Dan tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar cerita Zainab tentang penyebab keguguran janin yang ada di kandungannya beliau pun mengutus gerilyawan dan berkata, “Jika kalian mendapati si fulan dan si fulan, dua orang laki-laki dari kaum Quraisy, maka bunuhlah.”

Munculnya Harapan Baru

Enam tahun sudah perpisahan Zainab dan suaminya berlalu, hingga pada suatu saat Abul Ash bersama kafilah dagang yang sedang dalam perjlanan pulang dari negeri Syam menuju Mekah melewati Madinah dihadang oleh pasukan gerilya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akhirnya, kafilah dagang yang berjumlah lebih kurang 170 orang itu bersama dengan onta-onta mereka yang mencapai seratus ekor ditawan dan digiring ke Madinah. Akan tetapi, Abul Ash dapat meloloskan diri. Ke manakah ia melarikan diri?
Dalam kegelapan malam, dengan sembunyi-sembunyi Abul Ash bin Rabi’ mendatangi rumah Zainab. Zainab pun terkejut menerima kedatangannya dan ia pun menyambutnya dengan baik serta memuliakannya. Ketika Abul Ash bin Rabi meminta kepada Zainab agar mau memberikan perlindungan kepadanya, Zainab pun menyatakan kesediaannya.
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya melaksanakan shalat Shubuh terdengarlah suara Zainab berseru, “Wahai kaum muslimin, saya Zainab binti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, saya telah memberikan perlindungan kepada Abul Ash, maka lindungilah ia!” Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat, beliau bertanya kepada para sahabat, “Apakah kalian mendengar apa yang aku dengar?” Para sahabat menjawab, “Benar.” Beliau lalu berkata, “Demi Allah, aku tidak tahu sedikit pun tentang itu sampai aku mendengar apa yang kalian dengar, sesungguhnya semua kaum muslim (sampai yang terendah tingkatannya pun) dapat memberikan perlindungan.”
Kemudian beliau pun menemui Zainab untuk mengetahui kebenaran berita itu, Zainab berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abul Ash adalah kerabat dan anak pamanku, serta anak-anakku, dan aku telah memberikan perlindungan kepadanya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Benar wahai putriku, muliakanlah tempatnya, dan jangan sampai ia berhubungan denganmu, sesungguhnya engkau tidak halal baginya.”
Kemudian para sahabat mengembalikan harta yang telah mereka rampas itu kepada Abul Ash. Dan ketika Abul Ash hendak berangkat ke Mekah, ia berkata kepada Zainab, “Mereka (yaitu para sahabat) telah menawarkan keapdaku untuk masuk Islam, tetapi aku menolak sambil kukatakan, ‘Sungguh buruk diriku memulai agama baruku dengan pengkhianatan.’”
Mendengar ucapan terakhir Abul Ash tersebut terasa berdebar jantung Zainab, seakan-akan ia melihat di balik apa yang ia ucapkan ada cahaya dan harapan yang semoga saja dapat menerangi hatinya yang masih gelap dengan kekufuran.

Abul Ash Masuk Islam

Sesampai di Mekah Abul Ash memberikan harta-harta yang diamanahkan kepadanya kepada pemiliknya, kemudian ia berseru, “Wahai kaum Quraisy, apakah ada di antara kalian yang hartanya belum aku kembalikan?” Mereka menjawab, “Tidak ada, semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, kami telah mendapatimu sebagai orang yang memegang amanah dan mulia.”
Lalu Abul Ash berkata, “Jika aku telah mengembalikan hak-hak kalian maka sekarang aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak diibadahi selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah! Demi Allah, tidak ada yang menghalangiku untuk masuk Islam sewaktu bersama Muhammad di Madinah kecuali aku takut kalian mengira bahwa aku ingin memakan harta kalian, tetapi setelah aku mengembalikan harta itu kepada kalian, dan sekarang aku telah melepaskan tanggunganku, maka aku masuk Islam.”

Berkumpul Kembali

Setelah itu ia kembali lagi ke Madinah untuk berkumpul kembali dengan Zainab yang telah lama menantinya dengan sabar. Di Madinah ia disambut oleh kaum muslimin dengan gembira, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengembalikan Zainab kepadanya, dan mereka berkumpul dan bersatu kembali dalam kebahagiaan bahkan lebih baik dari sebelumnya karena kali ini mereka dikumpulkan dalam agama tauhid. Namun kebahagiaan ini ternyata tidak lama dinikmati berdua dibanding masa sulit dan penuh kesabaran yang mereka harus jalani.

Perpisahan Untuk Selamanya

Waktu berlalu tanpa terasa, genap setahun Zainab berkumpul kembali dengan suaminya. Zainab sang Mujahidah, wanita penyabar, dan tegar itu telah kembali menghadap Sang Khaliq setelah berjuang menghadapi penyakit yang dideritakan semenjak keguguran kandungannya di tengah pada sahara. Zainab meninggal dalam usia relatif muda, 30 tahun, namun begitu dewasanya sikap dan ketabahannya yang patut diteladani oleh para remaja muslimah yang datang sesudahnya.
Kepergian Zainab meninggalkan Abul Ash seorang diri mengenang masa-masa indah yang telah mereka lewati bersama dalam suka dan duka, hanya dua buah hati mereka Ali dan Umamah yang kini menjadi pelipur lara.
Kedukaan pun menimpa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kepergian Zainab membuat beliau sangat berduka dan bersedih, membuat kesedihan yang lama terkenang kembali yaitu ketika melepas kepergian istrinya, Khadijah dan putri keduanya, Ruqayyah. Beliau pernah bersabda tentang Zainab, putri sulungnya ini, “Dia adalah putri terbaikku, ia dirundung musibah disebabkan olehku.”
Begitulah kehidupan seorang muslimah sejati, sebagai seorang anak, istri, dan ibu yang senantiasa patut diteladani. Seorang wanita sederhana dan bersahaja, tak pernah lena karena kedudukan ayahnya yang mulia. Wanita yang tak pernah menyerah dan berputus asa, di dalam jiwanya terdapat kebesaran dan keagungan yang mengalir dari ayahnya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Semoga Allah meridhai dan merohmati Zainab. Amin
Sumber: Majalah Al-Mawaddah, Edisi 10 Tahun ke-1 Jumadal Ula  1429/Mei 2008

Minggu, 04 Agustus 2019

Mulai menulis lagi ...

Mulai menulis lagi ..

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wa ta'ala yang masih memberi nikmat hidup dan hidayah Islam.

Sebulan yang lalu, rasa ingin menulis semakin tak tertahan. Segera buka internet mau bikin blog baru buat nulis. Begitu login google lalu masuk ke blogger, tidak terduga bertemu dengan blog sigisbm.blogspot.com. Kening seketika berkerut memeras memory, benarkah ini blogku? Langsung klik sana sini melihat isi blog yang baru saya "temukan". Rasa haru seketika menyelusup di hati ketika melihat isinya. Beberapa tulisan dan copas-an saya di situ. Tulisan terakhir tertanggal 23 Mei 2011 tentang Iblis (tetap) Lebih Jahat dari Manusia. Membaca-baca lagi tulisan-tulisan saya saat masih jauh dari sunnah dan jauh dari ilmu agama, dan hanya mengandalkan pengetahuan sekedarnya.
Tanpa pikir panjang saya langsung mereview artikel-artikel yang telah saya tulis. Menghapus yang tidak bermanfaat dan berasal dari sumber yang tidak jelas. Tapi masih saya sisakan beberapa tulisan yang insyaallah masih bisa memberi setitik manfaat bagi sesama.

Bismillah, hari ini saya mulai menulis lagi. Yang pertama saya lakukan adalah merubah alamat blog yang sebelumnya sigisbm.blogspot.com menjadi alfaqirabusalma.blogspot.com. Hanya satu tujuan saya, semoga tulisan saya bermanfaat bagi akhirat saya kelak.

Wassalam.

Al Faqir
Sigis Abu Salma

Senin, 23 Mei 2011

Iblis (tetap) lebih jahat dari manusia

Setan atau iblis adalah makhluk yg dikutuk Allah akan menghuni neraka jahannam selamanya. Mungkin kita sering bertanya2, kenapa Allah menghukum sedemikian berat padahal kesalahannya 'hanya' menolak sujud kepada Adam. Dan satu hal lagi, iblis mengakui kekuasaan dan keesaan Allah (tauhid). Saya juga pernah berpikir seperti itu dan inilah (insyaallah)jawabannya.

Sesungguhnya iblis itu luar biasa jahatnya dan manusia tidak akan bisa lebih jelek dari iblis. Kalau manusia sekarang berbuat segala macam kerusakan bahkan sampai mengingkari Allah sebagai Tuhan, itu karena manusia tidak pernah bertemu Allah, tidak tahu langsung kekuasaanNya, tidak pernah tahu surga dan neraka. Tapi iblis, dia sudah tahu semuanya, sudah tahu alam ghaib. Namun dgn luar biasanya dia membantah perintah Allah. Sudah begitu, waktu ditegur atau dihukum, bukannya bertobat, malah minta penangguhan sampai kiamat guna mencari teman sebanyak2nya dari jin dan manusia untuk menemani dia di neraka.

Secara sederhana kita analogikan saja seperti ini. Seorang bawahan di kantor cabang berani mencela kebijakan pucuk pimpinan di pusat karena dia tdk ketemu sang pimpinan, wajar krn dia tidak ketemu pimpinan, tidak paham tujuan kebijakan itu secara keseluruhan. Kalau dia ketemu langsung, tidak mungkin dia berani macam2. Manusia juga begitu, tidak patuh Allah terutama karena tidak tahu bagaimana sesungguhnya Allah, alam ghaib, dan akhirat. Kalau tahu, tidak mungkin dia berani. Ini sudah ditegaskan Allah dlm Qur'an dimana Fir'aun yg ngaku Tuhan, waktu sakaratul maut ditampakkan alam ghaib, langsung tobat. Tobat yg terlambat!

Jadi saudar2ku, jangan lagi kita guyon dengan mengatakan iblis minta pensiun karena merasa manusia sudah lebih jahat dari dia. Hati2 kalau bercanda!

Demikian sekelumit renungan, semoga bermanfaat bagi kita semua. Segala kebenaran datangnya dari Allah dan bila ada kesalahan itu dari saya pribadi

Selasa, 01 Maret 2011

Bioethanol, Manfaat dan Mudharatnya!

Bioethanol, Manfaat dan Mudharatnya!

Bioethanol adalah ethanol (ethyl alcohol / C2H5OH) yang diproduksi dari bahan nabati. Artinya, bahan bakar ini berasal dari sumber daya yang dapat diperbarui. Sehingga dapat diproduksi terus-menerus dan tidak akan pernah habis. Berbeda dengan bahan bakar fosil yang dapat habis suatu saat.

Untuk ujicoba, ethanol dibuat dari limbah pabrik gula yang difermentasi. Saat ini penggunaan bioethanol masih sebagai campuran bahan bakar bensin biasa, walaupun suatu saat nanti mungkin mesin khusus berbahan bakar ethanol murni akan diproduksi secara massal.

Bayangkan saja, ethanol yang juga merupakan komponen minuman keras bisa berguna mengurangi emisi karbon dari bahan bakar energi fosil yang selama ini kita gunakan. Sungguh suatu penemuan yang berguna bagi kehidupan manusia.

Kemungkinan pengoplosan bahan bakar masih tetap ada, meskipun berbahan dasar ethanol. Hanya saja pengoplosan tidak dilakukan antar bahan bakar untuk pertimbangan ekonomi sebagaimana kita ketahui selama ini, tapi kemungkinan dilakukan oleh orang yang gemar minum alkohol. Sehingga fungsi Bioethanol bukan saja sebagai bahan bakar kendaraan, tapi juga menjadi ‘bahan bakar’ bagi pengendaranya…

Sebagian kalangan menganggap alkohol diperlukan untuk menghangatkan badan khususnya di negara yang tidak beriklim tropis. Lucunya, di Indonesia yang merupakan negara tropis kita sering lihat orang-orang mengkonsumsi alkohol di siang bolong panas-panas sambil buka baju. Sebagian riset juga mengemukakan bahwa alkohol bisa berpengaruh positif pada jantung, penyakit darah tinggi, dan alzheimer.

Tapi hasil riset ini tidak bisa digeneralisasikan begitu saja. Alkohol yang baik bagi jantung ada dosisnya, penyakit darah tinggi hanya pada wanita muda, dan alzheimer pada sebagian kecil orang tua. Lagi pula, hasil penelitiannya belum/tidak betul-betul konklusif. Simpulannya, jauh lebih banyak aspek negatif dari penggunaan minuman beralkohol dibanding keuntungannya.

Perizinan Mendirikan SPBU Bioethanol

Untuk menghindari kemungkinan SPBU Bioethanol mempunyai fungsi ganda sebagai ‘Bar’, mungkin untuk perizinan mendirikan SPBU harus lebih ketat. Ini bertujuan agar tidak ada orang bodoh yang mau meminum bahan bakar yang dibeli dari SPBU Bioethanol. Bila perlu harus melibatkan MUI untuk sertifikasinya.. :-).

Secara teknis hal itu dapat dilakukan juga dengan penambahan aditif organoleptik kedalam Bioethanol, seperti bau dan rasa. Sehingga dengan mencium baunya saja orang tidak akan mau meminumnya.

Itulah teknologi. Kegunaan atau mudharatnya semua tergantung dari pemakainya. Apakah akan menjadi manfaat atau justru merugikan. Akan sangat sayang sekali jika Bioethanol ini hanya untuk memenuhi “kecanduan” kita terhadap minuman keras yang jelas-jelas merugikan…


Sumber :http://usahakuliner.blogspot.com/2008/10/bioethanol-manfaat-dan-mudharatnya.html

Senin, 22 November 2010

Beda Tepung Terigu dan Tepung Gandum

Akhir-akhir ini gencar iklan ataupun tulisan tentang kebaikan gandum, terutama pada makanan-makanan berbahan dasar tepung. Saya berkernyit kening, apa sih bedanya tepung gandumg dengan tepung terigu, kan dua-duanya sama-sama dari gandum? Mumpung ingat, saya langsung cari di internet, dan ini yang saya temukan dari yahoo answer. Ringkas, padat, namun cukup untuk 'mengobati' rasa penasaran saya. Semoga bermanfaat.

 

Tepung terigu adalah tepung yang dibuat dari biji gandum, jadi tepung terigu pada dasarnya sama dengan tepung gandum. Gandum = wheat, tepung terigu = wheat flour. Lain halnya bila perbandingan anda adalah antara tepung terigu dengan tepung gandum utuh (whole wheat flour). Tepung terigu dibuat dari bagian dalam gandum saja (disebut wheat endosperm) setelah membuang bagian luarnya yang keras dan banyak mengandung serat (disebut wheat bran) dan bagian paling kecil dari inti biji gandum yang mengandung banyak vitamin dan mineral (disebut wheat germ). Oleh karena itu tepung terigu cocok digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mie dan roti karena kadar elastisitasnya yang lebih tinggi dari tepung gandum utuh. Sedangkan tepung gandum utuh adalah tepung yang diperoleh dengan cara menggiling seluruh bagian biji gandum secara utuh, yaitu endosperm, bran dan germ. Oleh sebab itu kandungan serat dalam tepung gandum utuh mencapai 3-4 kali tepung terigu dan lebih banyak mengandung nutrien.

Rabu, 27 Oktober 2010

Catatan dari Thailand

Weekend kemarin saya dapat kesempatan jalan-jalan ke Thailand dari kantor. Sebenarnya agak kurang minat karena sebelum berangkat mesti ada acara performance show mewakili kanwil, ada nyanyi-nyanyi segala, dan itu saya tidak suka. Apalagi masih ditambah dengan sexy dancers dengan busana pantai. Tapi setelah acara itu terlewati saya fokus ke Thailand, apa kira-kira yang akan saya temui disana ya? Maklum, ini pertama kali saya pergi ke negeri orang.

Masuk di pesawat Thai Airways yang merupakan maskapai best three in Asia dan best five in the world, kesan saya biasa saja. Malah saya 'kebagian' pramugari yang cantik tapi tidak bisa tersenyum dan sepertinya ogah ngobrol atau berinteraksi dengan penumpang. Setiap kali menanyakan sesuatu, dia berbicara seperti robot. Seperti waktu menawarkan minum kopi atau teh, dia hanya bilang : “Coffee or tea?” tanpa ekspresi. Saya sebetulnya mengharap tawaran yang lebih bersahabat, seperti “Would you like coffee or tea, sir?”. Saya jadi iri pada baris kanan yang dilayani pramugara botak namun sangat ramah dan komunikatif. Satu yang baru buat saya, tawaran minuman keras! Sebagai muslim saya jelas menolak, namun beberapa teman lain yang juga muslim malah bersemangat dengan alasan coba-coba. I hate that!

Setelah perjalanan tiga jam yang dingin, sampai juga saya di Bangkok International Airport yang baru, Bandara Suvarnabhumi. Merasa akrab dengan kata-kata itu? Jangan heran, jaman dulu kebudayaan kerajaan budha Indonesia satu sumber dengan Thailand. Bandara ini dibangun pemerintah untuk menggantikan bandara internasional lama, Don Muang. Kapasitas Don Muang sebesar 14 juta penumpang per tahun tidak lagi memadai untuk menampung penumpang, maka dibangunlah bandara baru dengan kapasitas 24 juta penumpang per tahun. Saya kagum dengan bandara baru ini, luas, canggih, rapi, dan tentu saja, bersih. Sangat jauh dengan bandara Soekarno Hatta di Jakarta. Satu hal yang menarik perhatian saya, jalan di dalam bandara ini dirancang khusus agar dapat dilewati mobil khusus bandara, mirip mobil golf. Kegunaan mobil ini untuk mengantar dan menjemput penumpang yang mepet dengan jadwal keberangkatan pesawat. Jika ada penumpang yang baru masuk boarding sedangkan pesawat sudah hampir siap, petugas di bagian boarding akan menghubungi petugas di mobil untuk ‘melarikannya’ ke gate keberangkatan. Jadi tidak kita temukan lagi penumpang berlari-lari tergopoh-gopoh sambil menenteng tas menuju gate.

Setelah keluar bandara, kami seluruh rombongan naik bus yang telah dipersiapkan. Sejenak saya mengamat-amati suasana sekitar. Pandangan saya tertuju pada dua pria dan seorang wanita yang berjalan menghampiri temannya. Ketika bertemu, mereka saling bersalaman namun saat dengan wanita itu para pria tidak bersalaman namun saling mengatupkan tangan di depan dada, salam khas Thailand. Mengejutkan, negeri yang terkenal dengan industry sexnya, ternyata mempunyai budaya sehari-hari yang sopan. Saya kemudian teringat saat keluar dari pesawat, sang pramugara menyalami dengan hangat namun sang pramugari mengatupkan tangan di dada. Kebiasaan sopan tersebut makin kental tatkala ada seseorang teman pria yang mencoba merangkul tour guide wanita saat foto bersama, guide tersebut menolak dengan tegas sambil mengatakan kalau hal itu tidak boleh karena tidak sopan. Peserta tour kami yang wanita dan muslimah, malah tidak ada yang begitu.

 

Saat berkeliling kota, kami dijelaskan tentang cirri khas Bangkok. Salah satunya, disana sangat jarang orang membunyikan klakson jika tidak sangat penting dan mengancam keselamatan. Makanya walaupun macet, tidak ada satu suara klaksonpun yang terdengar. Juga ada bus gratis. Bus ini warnanya merah putih, tanpa AC. Sopir bus ini dibayar pemerintah dari pajak, sedangkan penumpangnya gratis semua. Ceritanya, dulu saat krisis tahun 2008, banyak pengangguran. Pemerintah kemudian mengadakan proyek bus gratis bagi masyarakat. Menurut saya, inilah contoh bentuk subsidi yang riil dan menyentuh langsung ke rakyat. Sang sopir mendapat pekerjaan, sedangkan masyarakat dapat pengangkutan gratis yang membantu mengurangi beban hidup mereka khususnya biaya transportasi. Bandingkan dengan slogan subsidi di Indonesia!

Sebenarnya keindahan Thailand, terutama alamnya, kalah jauh bila dibandingkan dengan Indonesia. Produk utama wisata Thailand adalah kuil dan istana raja. Kemudian dikembangkan dengan pasar terapung, wisata sungai, atraksi gajah, wisata kuliner, wisata belanja, dan belakangan … wisata seks. Saya sendiri mengamati, sungai di Bangkok pun biasa-biasa saja, tidak terlalu jernih dan rapi, bahkan Sepanjang sungai banyak rumah-rumah sederhana lengkap dengan jemurannya tetapi memang jauh dari kesan kumuh seperti di Jakarta. Begitu juga kulinernya, tidak terlalu jauh dengan Indonesia. Tapi mereka pandai mengemas dan memasarkannya, ditambah kondisi social keamanan yang mendukung. Slogan wisata mereka adalah Thaliand, The Land of Smiles. Maaf, untuk yang satu ini saya kurang sependapat. Sepanjang 4 hari di Thailand, saya jarang menemui orang tersenyum ramah menyapa. Mulai dari petugas bandara, petugas hotel, petugas tempat-tempat wisata, maupun pedagang-pedagangnya, tidak banyak yang tersenyum ramah menyapa kami. Sekali lagi, keramahan Indonesia masih jauh lebih hangat. Atau mungkin karena kami bukan bule? Entahlah, yang pasti saat kami pergi sendiri-sendiri, tidak bersama rombongan, para pedagang sering menawarkan dagangan dengan bahasa Thailand karena mengira kami sama-sama penduduk Thailand juga, he he.

 

Satu lagi, tentang raja Thailand, Bhumiphol keenam atau Bhumibol Adulyadej, sangat dicintai rakyatnya. Tour guide kami menjelaskan kenapa raja ini sangat dicintai rakyatnya. Bisa dibilang kejayaan Thailand sekarang ini adalah hasil perjuangan beliau. Raja ini sangat merakyat, manjauhkan diri dari kemewahan. Dulu saat muda, raja sering berkelana ke seluruh pelosok Thailand. Tidak jarang orang tidak tahu bahwa dia adalah raja Thailand. Jika dia menemukan sesuatu hal yang menonjol pada suatu daerah, dia akan mencari orang yang paling menguasai hal tersebut, dia akan membawa orang tersebut ke istana. Disana orang tersebut dilatih agar semakin ahli di bidangnya. Setelah selesai, orang tersebut dikembalikan ke daerahnya untuk membagi ilmunya kepada para penduduk disana. Dan itu semua dibiayai dengan uang dari kantong raja sendiri! Bukan dari kas Negara! Hasilnya, Thaliand sekarang terkenal dengan durian montong, jambu Bangkok, tarian khas, dan lain-lain. Lebih mengejutkan lagi ketika sang tour guide menceritakan buku favorit sang raja, Al-Qur’an dan hadits!! Rupanya sang raja mengambil prinsip-prinsip manajemen Negara dari kitab-kitab tersebut. Sebagai muslim dan berasal dari Negara yang mayoritas muslim, saya malu dengan kenyataan tersebut.

Itulah sekilas kesan saya tentang Thailand. Negeri yang mayoritas beragama Budha, namun dalam pemerintahannya jauh lebih Islami dibanding Negara Indonesia yang mayoritas beragama islam. Ironis….

Berkah Menepati Janji

Contoh Kecil Berkah Menepati Janji Sudah beberapa hari ini putriku yang kedua merengek minta diantar pakai motor. Bibirnya monyong saa...