Abu Salmaa
Renungan dan catatan kecil seorang faqir
Selasa, 03 Maret 2020
Berkah Menepati Janji
Contoh Kecil Berkah Menepati Janji
Sudah beberapa hari ini putriku yang kedua merengek minta diantar pakai motor. Bibirnya monyong saat aku pulang dengan mobil. "Abi kenapa sih mobil terus, kapan pakai motor?" dia mencecar dengan mulut mungilnya. "Maaf nduk, tadi hujan" jawabku. Jawaban yang sudah beberapa kali kuutarakan.
Ketiga putriku memang agak aneh untuk ukuran anak sekarang. Dia tidak suka diantar pakai mobil, lebih suka pakai motor. Kehujananpun bagi mereka ndak masalah. Bahkan mereka bisa tidur pulas di motor saat kehujanan! Masyaallah ...
Kembali ke putriku yang kedua, dia mengancam "Pokoknya Abi nanti harus bawa motor!". Kalau seorang wanita sudah mengancam seperti itu, mana bisa seorang pira menolak, apalagi ini putri tercinta. "Baiklah, Abi janji insyaallah nanti bawa motor". Dan wajahnya pun terlihat ceria walau mulutnya masih maju.
Sore hari, menjelang pulang kantor, hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Lembur sebentar ah sambil menunggu maghrib dan hujan reda. Sampai selesai sholat maghrib, hujan masih belum reda walaupun sudah nggak deras. Sempat ragu, pakai mobil atau motor ya? Mau pakai mobil, teringat janji. Mau pakai motor, terbayang kehujanan 17 km sampai rumah. Ah dasar manusia, udah biasa pakai mobil, manja. Padahal dulu di tempat kerja sebelumnya pas masih belum punya mobil juga biasa 17 km berhujan-hujan. Akhirnya kuputuskan menepati janji, pulang pakai motor. Setelah memanasi motor agak lama karena sudah beberapa minggu nggak kepakai, pasang jas hujan, dan siap meluncur.
Keluar kantor di kawasan industri lancar jaya. Maklum kalau udah diatas jam 6 para pekerja sudah pada pulang. Dalam hati sempat terlintas, kalau pakai mobil bisa lebih cepat nih. Tapi ternyata perasaan itu tidak lama. Selepas lampu merah kedua di depan tampak antrian kendaraan mengular. Ada apa nih? Ga biasanya jam segini macet. Dan ternyata kemacetan itu cukup panjang, hampir satu kilometer sampai lampu merah berikutnya. Hampir setengah jam sudah berlalu untuk perjalanan yang biasanya ga sampai 10 menit. Ga mau ambil resiko, langsung belok kiri ambil jalan memutar.
Untung pakai motor. Seandainya pakai mobil, satu jam mungkin belum lepas dari kemacetan tadi. Mendadak teringat janji untuk pulang pakai motor. Jujur saja, keputusan pulang pakai motor tadi bukanlah murni keputusan pribadi, tapi lebih karena ingin menepati janji kepada sang putri. Sambil motor terus berjalan dalam hati berpikir, mungkin ini berkah dari menepati janji. Allah memberi kemudahan dari keadaan yang tidak terduga sama sekali.
Subhanallah, walhamdulillah, Allahu Akbar ...
Surabaya, Rabu
9 Rajab 1441 H
4 Maret 2020 M
Senin, 05 Agustus 2019
Kisah Cinta Terindah Putri Terbaik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Zainab Seorang Anak, Istri, dan Ibu Teladan Sepanjang Masa
Pernikahan dan Buah Hati
Ayahnya Seorang Nabi
Abul Ash Bin Rabi Enggan Masuk Islam
Ujian dan Cobaan
Tebusan Untuk Abul ‘Ash Bin Rabi’
Meninggalkan Suami dan Hijrah ke Madinah
Munculnya Harapan Baru
Abul Ash Masuk Islam
Berkumpul Kembali
Perpisahan Untuk Selamanya
Minggu, 04 Agustus 2019
Mulai menulis lagi ...
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wa ta'ala yang masih memberi nikmat hidup dan hidayah Islam.
Sebulan yang lalu, rasa ingin menulis semakin tak tertahan. Segera buka internet mau bikin blog baru buat nulis. Begitu login google lalu masuk ke blogger, tidak terduga bertemu dengan blog sigisbm.blogspot.com. Kening seketika berkerut memeras memory, benarkah ini blogku? Langsung klik sana sini melihat isi blog yang baru saya "temukan". Rasa haru seketika menyelusup di hati ketika melihat isinya. Beberapa tulisan dan copas-an saya di situ. Tulisan terakhir tertanggal 23 Mei 2011 tentang Iblis (tetap) Lebih Jahat dari Manusia. Membaca-baca lagi tulisan-tulisan saya saat masih jauh dari sunnah dan jauh dari ilmu agama, dan hanya mengandalkan pengetahuan sekedarnya.
Tanpa pikir panjang saya langsung mereview artikel-artikel yang telah saya tulis. Menghapus yang tidak bermanfaat dan berasal dari sumber yang tidak jelas. Tapi masih saya sisakan beberapa tulisan yang insyaallah masih bisa memberi setitik manfaat bagi sesama.
Bismillah, hari ini saya mulai menulis lagi. Yang pertama saya lakukan adalah merubah alamat blog yang sebelumnya sigisbm.blogspot.com menjadi alfaqirabusalma.blogspot.com. Hanya satu tujuan saya, semoga tulisan saya bermanfaat bagi akhirat saya kelak.
Wassalam.
Al Faqir
Sigis Abu Salma
Senin, 23 Mei 2011
Iblis (tetap) lebih jahat dari manusia
Sesungguhnya iblis itu luar biasa jahatnya dan manusia tidak akan bisa lebih jelek dari iblis. Kalau manusia sekarang berbuat segala macam kerusakan bahkan sampai mengingkari Allah sebagai Tuhan, itu karena manusia tidak pernah bertemu Allah, tidak tahu langsung kekuasaanNya, tidak pernah tahu surga dan neraka. Tapi iblis, dia sudah tahu semuanya, sudah tahu alam ghaib. Namun dgn luar biasanya dia membantah perintah Allah. Sudah begitu, waktu ditegur atau dihukum, bukannya bertobat, malah minta penangguhan sampai kiamat guna mencari teman sebanyak2nya dari jin dan manusia untuk menemani dia di neraka.
Secara sederhana kita analogikan saja seperti ini. Seorang bawahan di kantor cabang berani mencela kebijakan pucuk pimpinan di pusat karena dia tdk ketemu sang pimpinan, wajar krn dia tidak ketemu pimpinan, tidak paham tujuan kebijakan itu secara keseluruhan. Kalau dia ketemu langsung, tidak mungkin dia berani macam2. Manusia juga begitu, tidak patuh Allah terutama karena tidak tahu bagaimana sesungguhnya Allah, alam ghaib, dan akhirat. Kalau tahu, tidak mungkin dia berani. Ini sudah ditegaskan Allah dlm Qur'an dimana Fir'aun yg ngaku Tuhan, waktu sakaratul maut ditampakkan alam ghaib, langsung tobat. Tobat yg terlambat!
Jadi saudar2ku, jangan lagi kita guyon dengan mengatakan iblis minta pensiun karena merasa manusia sudah lebih jahat dari dia. Hati2 kalau bercanda!
Demikian sekelumit renungan, semoga bermanfaat bagi kita semua. Segala kebenaran datangnya dari Allah dan bila ada kesalahan itu dari saya pribadi
Selasa, 01 Maret 2011
Bioethanol, Manfaat dan Mudharatnya!
Bioethanol, Manfaat dan Mudharatnya!
Untuk ujicoba, ethanol dibuat dari limbah pabrik gula yang difermentasi. Saat ini penggunaan bioethanol masih sebagai campuran bahan bakar bensin biasa, walaupun suatu saat nanti mungkin mesin khusus berbahan bakar ethanol murni akan diproduksi secara massal.
Bayangkan saja, ethanol yang juga merupakan komponen minuman keras bisa berguna mengurangi emisi karbon dari bahan bakar energi fosil yang selama ini kita gunakan. Sungguh suatu penemuan yang berguna bagi kehidupan manusia.
Kemungkinan pengoplosan bahan bakar masih tetap ada, meskipun berbahan dasar ethanol. Hanya saja pengoplosan tidak dilakukan antar bahan bakar untuk pertimbangan ekonomi sebagaimana kita ketahui selama ini, tapi kemungkinan dilakukan oleh orang yang gemar minum alkohol. Sehingga fungsi Bioethanol bukan saja sebagai bahan bakar kendaraan, tapi juga menjadi ‘bahan bakar’ bagi pengendaranya…
Sebagian kalangan menganggap alkohol diperlukan untuk menghangatkan badan khususnya di negara yang tidak beriklim tropis. Lucunya, di Indonesia yang merupakan negara tropis kita sering lihat orang-orang mengkonsumsi alkohol di siang bolong panas-panas sambil buka baju. Sebagian riset juga mengemukakan bahwa alkohol bisa berpengaruh positif pada jantung, penyakit darah tinggi, dan alzheimer.
Tapi hasil riset ini tidak bisa digeneralisasikan begitu saja. Alkohol yang baik bagi jantung ada dosisnya, penyakit darah tinggi hanya pada wanita muda, dan alzheimer pada sebagian kecil orang tua. Lagi pula, hasil penelitiannya belum/tidak betul-betul konklusif. Simpulannya, jauh lebih banyak aspek negatif dari penggunaan minuman beralkohol dibanding keuntungannya.
Perizinan Mendirikan SPBU Bioethanol
Untuk menghindari kemungkinan SPBU Bioethanol mempunyai fungsi ganda sebagai ‘Bar’, mungkin untuk perizinan mendirikan SPBU harus lebih ketat. Ini bertujuan agar tidak ada orang bodoh yang mau meminum bahan bakar yang dibeli dari SPBU Bioethanol. Bila perlu harus melibatkan MUI untuk sertifikasinya.. :-).
Secara teknis hal itu dapat dilakukan juga dengan penambahan aditif organoleptik kedalam Bioethanol, seperti bau dan rasa. Sehingga dengan mencium baunya saja orang tidak akan mau meminumnya.
Itulah teknologi. Kegunaan atau mudharatnya semua tergantung dari pemakainya. Apakah akan menjadi manfaat atau justru merugikan. Akan sangat sayang sekali jika Bioethanol ini hanya untuk memenuhi “kecanduan” kita terhadap minuman keras yang jelas-jelas merugikan…
Sumber :http://usahakuliner.blogspot.com/2008/10/bioethanol-manfaat-dan-mudharatnya.html
Senin, 22 November 2010
Beda Tepung Terigu dan Tepung Gandum
Tepung terigu adalah tepung yang dibuat dari biji gandum, jadi tepung terigu pada dasarnya sama dengan tepung gandum. Gandum = wheat, tepung terigu = wheat flour. Lain halnya bila perbandingan anda adalah antara tepung terigu dengan tepung gandum utuh (whole wheat flour). Tepung terigu dibuat dari bagian dalam gandum saja (disebut wheat endosperm) setelah membuang bagian luarnya yang keras dan banyak mengandung serat (disebut wheat bran) dan bagian paling kecil dari inti biji gandum yang mengandung banyak vitamin dan mineral (disebut wheat germ). Oleh karena itu tepung terigu cocok digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mie dan roti karena kadar elastisitasnya yang lebih tinggi dari tepung gandum utuh. Sedangkan tepung gandum utuh adalah tepung yang diperoleh dengan cara menggiling seluruh bagian biji gandum secara utuh, yaitu endosperm, bran dan germ. Oleh sebab itu kandungan serat dalam tepung gandum utuh mencapai 3-4 kali tepung terigu dan lebih banyak mengandung nutrien.
Rabu, 27 Oktober 2010
Catatan dari Thailand
Weekend kemarin saya dapat kesempatan jalan-jalan ke Thailand dari kantor. Sebenarnya agak kurang minat karena sebelum berangkat mesti ada acara performance show mewakili kanwil, ada nyanyi-nyanyi segala, dan itu saya tidak suka. Apalagi masih ditambah dengan sexy dancers dengan busana pantai. Tapi setelah acara itu terlewati saya fokus ke Thailand, apa kira-kira yang akan saya temui disana ya? Maklum, ini pertama kali saya pergi ke negeri orang.
Masuk di pesawat Thai Airways yang merupakan maskapai best three in Asia dan best five in the world, kesan saya biasa saja. Malah saya 'kebagian' pramugari yang cantik tapi tidak bisa tersenyum dan sepertinya ogah ngobrol atau berinteraksi dengan penumpang. Setiap kali menanyakan sesuatu, dia berbicara seperti robot. Seperti waktu menawarkan minum kopi atau teh, dia hanya bilang : “Coffee or tea?” tanpa ekspresi. Saya sebetulnya mengharap tawaran yang lebih bersahabat, seperti “Would you like coffee or tea, sir?”. Saya jadi iri pada baris kanan yang dilayani pramugara botak namun sangat ramah dan komunikatif. Satu yang baru buat saya, tawaran minuman keras! Sebagai muslim saya jelas menolak, namun beberapa teman lain yang juga muslim malah bersemangat dengan alasan coba-coba. I hate that!
Setelah perjalanan tiga jam yang dingin, sampai juga saya di Bangkok International Airport yang baru, Bandara Suvarnabhumi. Merasa akrab dengan kata-kata itu? Jangan heran, jaman dulu kebudayaan kerajaan budha Indonesia satu sumber dengan Thailand. Bandara ini dibangun pemerintah untuk menggantikan bandara internasional lama, Don Muang. Kapasitas Don Muang sebesar 14 juta penumpang per tahun tidak lagi memadai untuk menampung penumpang, maka dibangunlah bandara baru dengan kapasitas 24 juta penumpang per tahun. Saya kagum dengan bandara baru ini, luas, canggih, rapi, dan tentu saja, bersih. Sangat jauh dengan bandara Soekarno Hatta di Jakarta. Satu hal yang menarik perhatian saya, jalan di dalam bandara ini dirancang khusus agar dapat dilewati mobil khusus bandara, mirip mobil golf. Kegunaan mobil ini untuk mengantar dan menjemput penumpang yang mepet dengan jadwal keberangkatan pesawat. Jika ada penumpang yang baru masuk boarding sedangkan pesawat sudah hampir siap, petugas di bagian boarding akan menghubungi petugas di mobil untuk ‘melarikannya’ ke gate keberangkatan. Jadi tidak kita temukan lagi penumpang berlari-lari tergopoh-gopoh sambil menenteng tas menuju gate.
Setelah keluar bandara, kami seluruh rombongan naik bus yang telah dipersiapkan. Sejenak saya mengamat-amati suasana sekitar. Pandangan saya tertuju pada dua pria dan seorang wanita yang berjalan menghampiri temannya. Ketika bertemu, mereka saling bersalaman namun saat dengan wanita itu para pria tidak bersalaman namun saling mengatupkan tangan di depan dada, salam khas Thailand. Mengejutkan, negeri yang terkenal dengan industry sexnya, ternyata mempunyai budaya sehari-hari yang sopan. Saya kemudian teringat saat keluar dari pesawat, sang pramugara menyalami dengan hangat namun sang pramugari mengatupkan tangan di dada. Kebiasaan sopan tersebut makin kental tatkala ada seseorang teman pria yang mencoba merangkul tour guide wanita saat foto bersama, guide tersebut menolak dengan tegas sambil mengatakan kalau hal itu tidak boleh karena tidak sopan. Peserta tour kami yang wanita dan muslimah, malah tidak ada yang begitu.
Saat berkeliling kota, kami dijelaskan tentang cirri khas Bangkok. Salah satunya, disana sangat jarang orang membunyikan klakson jika tidak sangat penting dan mengancam keselamatan. Makanya walaupun macet, tidak ada satu suara klaksonpun yang terdengar. Juga ada bus gratis. Bus ini warnanya merah putih, tanpa AC. Sopir bus ini dibayar pemerintah dari pajak, sedangkan penumpangnya gratis semua. Ceritanya, dulu saat krisis tahun 2008, banyak pengangguran. Pemerintah kemudian mengadakan proyek bus gratis bagi masyarakat. Menurut saya, inilah contoh bentuk subsidi yang riil dan menyentuh langsung ke rakyat. Sang sopir mendapat pekerjaan, sedangkan masyarakat dapat pengangkutan gratis yang membantu mengurangi beban hidup mereka khususnya biaya transportasi. Bandingkan dengan slogan subsidi di Indonesia!
Sebenarnya keindahan Thailand, terutama alamnya, kalah jauh bila dibandingkan dengan Indonesia. Produk utama wisata Thailand adalah kuil dan istana raja. Kemudian dikembangkan dengan pasar terapung, wisata sungai, atraksi gajah, wisata kuliner, wisata belanja, dan belakangan … wisata seks. Saya sendiri mengamati, sungai di Bangkok pun biasa-biasa saja, tidak terlalu jernih dan rapi, bahkan Sepanjang sungai banyak rumah-rumah sederhana lengkap dengan jemurannya tetapi memang jauh dari kesan kumuh seperti di Jakarta. Begitu juga kulinernya, tidak terlalu jauh dengan Indonesia. Tapi mereka pandai mengemas dan memasarkannya, ditambah kondisi social keamanan yang mendukung. Slogan wisata mereka adalah Thaliand, The Land of Smiles. Maaf, untuk yang satu ini saya kurang sependapat. Sepanjang 4 hari di Thailand, saya jarang menemui orang tersenyum ramah menyapa. Mulai dari petugas bandara, petugas hotel, petugas tempat-tempat wisata, maupun pedagang-pedagangnya, tidak banyak yang tersenyum ramah menyapa kami. Sekali lagi, keramahan Indonesia masih jauh lebih hangat. Atau mungkin karena kami bukan bule? Entahlah, yang pasti saat kami pergi sendiri-sendiri, tidak bersama rombongan, para pedagang sering menawarkan dagangan dengan bahasa Thailand karena mengira kami sama-sama penduduk Thailand juga, he he.
Satu lagi, tentang raja Thailand, Bhumiphol keenam atau Bhumibol Adulyadej, sangat dicintai rakyatnya. Tour guide kami menjelaskan kenapa raja ini sangat dicintai rakyatnya. Bisa dibilang kejayaan Thailand sekarang ini adalah hasil perjuangan beliau. Raja ini sangat merakyat, manjauhkan diri dari kemewahan. Dulu saat muda, raja sering berkelana ke seluruh pelosok Thailand. Tidak jarang orang tidak tahu bahwa dia adalah raja Thailand. Jika dia menemukan sesuatu hal yang menonjol pada suatu daerah, dia akan mencari orang yang paling menguasai hal tersebut, dia akan membawa orang tersebut ke istana. Disana orang tersebut dilatih agar semakin ahli di bidangnya. Setelah selesai, orang tersebut dikembalikan ke daerahnya untuk membagi ilmunya kepada para penduduk disana. Dan itu semua dibiayai dengan uang dari kantong raja sendiri! Bukan dari kas Negara! Hasilnya, Thaliand sekarang terkenal dengan durian montong, jambu Bangkok, tarian khas, dan lain-lain. Lebih mengejutkan lagi ketika sang tour guide menceritakan buku favorit sang raja, Al-Qur’an dan hadits!! Rupanya sang raja mengambil prinsip-prinsip manajemen Negara dari kitab-kitab tersebut. Sebagai muslim dan berasal dari Negara yang mayoritas muslim, saya malu dengan kenyataan tersebut.
Itulah sekilas kesan saya tentang Thailand. Negeri yang mayoritas beragama Budha, namun dalam pemerintahannya jauh lebih Islami dibanding Negara Indonesia yang mayoritas beragama islam. Ironis….
Berkah Menepati Janji
Contoh Kecil Berkah Menepati Janji Sudah beberapa hari ini putriku yang kedua merengek minta diantar pakai motor. Bibirnya monyong saa...
-
Contoh Kecil Berkah Menepati Janji Sudah beberapa hari ini putriku yang kedua merengek minta diantar pakai motor. Bibirnya monyong saa...
-
Serba-Serbi Perdagangan Yang Dilarang Syari'at Jual beli yang menyita waktu ibadah Dalam hal ini si pedagang waktunya habis untuk berj...
-
Artikel di bawah ini mengingatkan kita akan sunnah Rasulullah. Anjuran tidur 8 jam sehari sangat tidak sesuai dengan tidur Rasulullah. Intin...